Senin, 01 Februari 2016

Seorang Ibu dalam hujan lebat disore yang gelap

Dingin nya hujan mengalahkan dingin udara yang terhembus dari dalam toko. Gelapnya suasana melebihi gelap yang biasa kudapati saat waktu menunjukkan pukul lima sore. Derasnya hujan pun melebihi hujan yang kemaren kurasa menhujam di badan sepanjang perjalanan. 

Seorang ibu mengetuk pintu toko,  tampak dalam gendongannya seorang anak yang sudah cukup membuat payah menggendongnya. Selendang yang dia gunakan terasa kurang lebar untuknya. 
Raut wajah yang tak terhiaskan bedak,  menceritakan sebait kisah kelelahan yang dihadapinya. 

"Permisi mbak. apakah jual payung mbak.." kata yang terucap dengan pelan kulihat badannya memang sudah basah. Mungkin itu yang membuatnya enggan untuk masuk dalam toko. Tapi ku persilahkan untuk masuk karena angin yang cukup kencang menyertakan percik hujan sampai ke dalam toko. Kutarik kursi plastik warna hijau di depan meja kasir. 

" Mari bu silahkan duduk dulu.."  Kuambilkan tisu untuk mengurangi basah air hujan di wajahnya.  Maaf bu kebetulan payungnya tidak ada. Sedang dipesankan. Belum dikirim. "

Tampak semburat kecewa di wajahnya. Tapi hanya sekilas. Dan terganti dengan  senyum pasrahnya.

"Kalau mantel plastik yang murah ada nggak mbak.." dia membetulkan gendongannya. Kulihat seorang anak usia 3 tahunan. Dari pandangan matanya kutangkap sedikit hal yang berbeda dengan anak sebayanya. Allah mengujinya dengan  kemampuan yang  dibawah rata-rata.  Kucarikan mantol plastik yang di carinya.  

"Berapa harganya mbak " Dia mengamati mantol yang dipegangnya. Akhirnya segenggam uang receh lima ribu itu diserahkannya padaku.  Dan dia kembali menerobos gelap pun hujan yang lebat untuk pulang.  Aku tertegun. 

Saat ku lihat Bu Tim datang menghampiriku. Aku bersemangat menceritakannya.

" Waduh mbak, mbok tadi di sodakhohi saja. Atau carikan payung di rumah atau mantol juga ada.  Di kasih kue atau baju ganti biar nggak basah ya bisa, atau dikasih kue dan minum..."..he he ku lihat Bu Tim terkesima dengan ceritaku. 

"Lain kali kalau mau melakukan kebaikan ya segera saja dilakukan. Jangan ditunda atau  cuma dibatin. InsyaAllah itu akan sangat bermanfaat. Meskipun kadang banyak juga kasus seperti itu sekedar cara untuk mencari untung. Tapi minimal saat tadi memang terlihat jelas nyata perjuangannya bertahan melawan kerasnya dunia.. " serius banget bu Tim kasih wejangan padaku. he he .Ibu sih nggak ke sini dari tadi.. batinku dalam hati.

Iya juga ya. Mending aku hujan dan panas tetep bisa bernaung ditempat kerja yang eyup dan silir. Capek sih berlaku juga. Tapi kondisi yang tertib dan teratur itu juga sudah satu hal yang patut kusyukuri.  Duh jadi inget anak ku.  Sedang  apa ya di rumah. Bentar ya le..., sebentar lagi ibu pulang. Tak bawakan oleh-oleh roti kesukaanmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar