Minggu, 08 Oktober 2017

Nama Baru

Bu Tim bukanlah penduduk asli di tempat tinggalnya. Setelah beberapa tahun dia baru tahu kalau ada nama baru yang dia punya. Bermula dari cerita mbak Mar tentang anaknya yang "nganyelke, bikin gonduuk, marahi mumeet...jaan...
Siang itu dia minta tolong anaknya belikan sabun cuci.." Enn, sana ibu dibelikan sabun cuci tempat bu Cantiik,,"eh anaknya malah masuk kamar tutup pintu...

Lah ..disuruh ke mana bu , bu Cantik ki siapa to.. " tanyaku heran..belum pernah dengar je.
ternyata ... "lha nggeh njenengan niku ya bu.. warga sini anak kueecil, remaja sampe ibu ibu semua tahu nama njenengan itu...bu Cantik. wah lha  bu Tim ketinggalan info nih ..ono-ono wae.






Sabtu, 07 Oktober 2017

Legenda "Desa Kali Kebo" Trucuk Klaten


Dahulu ada petani yang bernama Pak Welas, dia sangat kewalahan menggarap sawahnya yang tidak ada air sama sekali. Pak Welas juga  memelihara kerbau, dia juga merasa sedih karena  tidak bisa memberi makan. Karena dedaunan dikebunnya  sudah mengering karena kekurangan air . Pak welas juga tidak bisa memandikan kerbaunya .

Pak Welas mempunyai anak sulung yang bernama Marni. Tiba-tiba Marni menangis karena tidak punya air untuk mencuci bajunya, dia hanya punya air satu genthong, itu saja untuk memasak sehari-hari. 

Suatu kali pak Welas sedang menunggu kiriman makan dari anaknya. Ketika terlihat  Marni datang dengan membawa rantang yang penuh makanan hatinya sangat senang. Sebaliknya Marni terlihat berwajah muram karena dia sudah kehabisan air.  Sambil menunggui pak Welas makan, Marni menangis  tersedu-sedu sehingga air matanya mengalir bercucuran. Ada sesuatu yang sangat menakjubkan. Ternyata air mata Marni mengalir begitu derasnya  kesawah dan menjadi kali yang besar. Hati Pak Welas dan Marni sangat senang penuh syukur karena keajaiban itu.

Kemudian Pak Welas memandikan kerbaunya di kali.  Marnipun amat senang karena bisa mencuci bajunya yang menumpuk. Selanjutnya warga berdatangan untuk mengambil air yang ada di kali itu. Warga berharap air itu tidak habis.  Untuk mewujudkan rasa syukurnya, warga berniat membawa kerbaunya ke kali untuk dimandikan bersama-sama. Warga sangat setuju dengan rencana tersebut. 

Setelah hari yang ditentukan tiba, warga membawa kerbaunya untuk dimandikan ke kali. Tetapi tiba-tiba ada hujan dan petir. Petir mengenai kerbau-kerbau milik warga sehingga  berubah menjadi batu,  dan terendam di dalam kali itu. Lalu warga memberi nama “Kalikebo”. “Kali” artinya Sungai dan “Kebo” artinya Kerbau.