Jumat, 30 Oktober 2009

Menuju Keluarga Sakinah

Siapa yang tak menginginkan memiliki keluarga sakinah? Sepertinya akan dijawab serempak sama dan kompak...SAYA PENGIN PUNYA KELUARGA SAKINAH..... ya to.......

Untuk mewujudkan cita-cita mulia itu, tentulah perlu waktu, bukan instan belaka.
Bahkan harus diupayakan jauh-jauh hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan titik awal menuju keluarga sakinah, yaitu :


  1. Pernikahan semata-mata karena Allah dan bertujuan ujntuk melahirkan anak2 yang sholeh.
  2. Semestinya masing2 pribadi sadar untuk memalingkan pandangan dan menjaga kemaluannya didasari pada rasa takut pada Allah semata. "Barang siapa yang telah menikah berarti telah menyempurnakan setengah dari agamanya, dan setengah lagi wujud kepatuhannya pada agama."
  3. Harus pandai memilih pasangan. Utamakan yang akhlak dan agamanya baik, meski harta dan penampilannya kurang.
  4. Harus selalu berhati-hati agar tidak melanggar perintah Allah dan taat selalu kepadaNYA.
Bagaimana setelah menikah?
  1. Harus senantiasa berbuat baik pada pasangan, saling menghormati, serta mengupayakan adanya pengertian diantara keduanya. "Yang paling baik diantara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya".
  2. Hubungan kita dengan pasangan bisa mengarah pada keharmonisan, persahabatan, pembimbing dan lain-lain. tidak terbatas syahwat, keserasian dan cinta.
  3. Kita harus berpegang erat pada syariat2 Islam. Bagaimana sebagai suami dan bagaimana sebagai istri. Semua telah ada aturannya.
  4. Pendidikan anak menjadi tanggung jawab bersama.
Insyaallah........Kita kan dapatkan keluarga sakinah, ...........

Kamis, 29 Oktober 2009

Tembang Kematian si Anak Kijang

Terasa mengalun membelah kesunyian belantara
seekor anak kijang yang kesakitan
Badan kecilnya tertindih batang cempedak tua
sementara kaki yang lemah berdarah, luka
oleh duri si mawar hutan

Semalam-malam tiada yang datang
memenuhi ratap belas kasihan

Inget biyung dan bopo tersayang
Yang menangis
mengharap kepulangan si Anak Kijang
inget kakak, inget adik
pun teman maen kejar-kejaran

Tembang pilu berganti nada kebencian
Pada si Harimau Kumbang sumber petaka
Yang mengaum dan bergerak menerkamnya
Membuat si Anak Kijang lari ketakutan
Entah kemana, lari dan lari....
Tak peduli jalan yang penuh onak
tak peduli kan lelah yang melanda
dan akhirnya terjatuh dalam jurang
Yang gelap tiada terang
tiada pelita

Akhirnya..... tiada pula daya
Meski sekedar membuka mata
Tembang larapun sirna
Yang tinggal hanya tembang pilu
tembang kematiannya

Rabu, 28 Oktober 2009

Prahara Melati

Rinai hujan mengkoyak pagi
membalut hangat badan meliga
padamkan api semanagt raga

Rinai hujan mengkoyak pagi
menyiram basah lorong bumi
kikis habis debu liar mayapada

Rinai hujan mengkoyak pagi
merapuhkan keras padas coklat
hancurkan sebuah hati
melati....

Bila gempa menggoncang tegaknya
bila magma mengubur raganya
bila batu menghimpit hatinya

pun bila awan panas
mewarnai langitnya, dan bila....
udaranya adalah racun
hendak kemana lagi duhai kau
melati...

Harapan

Saat malam meh pagi

Melayang angan
memanja rasa
mengalun tembang
syair lagu kata

Kuingin indahnya
kuingin laranya

Kuaduk....

bagai tepung
kue manusia
berharap....berasa
ceria, bahagianya hati
k..e..b..a..h..a..g..i..a..a..n
hakiki

Sandal kulit dan anjing

Suatu hari temenku bertamu ke rumah klien, untuk membicarakan acara pernikahan putrinya. Dia disambut dengan ramah. Sebelum mempersilahkan masuk, siempunya rumah melirik alas kaki yang dia gunakan seraya berkata.
"Bu, sandalnya di pakai saja biar aman....." Tapi dia tidak begitu menanggapi permintaan tuan rumah. Dipikirnya rumah kinclong begini paling nyaman ya lepas sandal saja. Masa sih ada yang mau ngambil. Kan bukan tempat keramaian yang sering terjadi pencurian sandal.

Begitulah akhirnya sandal dia biarkan di teras luar. Dan tiba saat mau pulang, sudah pamitan panjang lebar, cari-cari tengok kanan kiri kok sandalnya nggak kelihatan ya...... waduh masak sih ada yang nyuri itu sandal. Yang empunya rumah tanggap dengan bingungnya dia mencari sandal.
"Lho tadi sandalnya ada di luar ya bu, waduh apa sandalnya dari kulit... " Tanya tuan rumah
"Ya bu benar memang sandal saya dari kulit, tapi sudah jelek dan murah bu, masak sih ada yang ngambil......" Jawab temenku terheran-heran.

"Begini bu, bukan orang yang nyuri sandal ibu, tapi kemungkinan anjing tetangga kami yang mengambilnya........" Begitu penjelasan tuan rumah yang membuatku semakin heran.

"Anjing tetangga kami memang aneh, dia sangat menyukai sandal yang terbuat dari kulit. Sudah sering warga di sini kehilangan sandal kulitnya. Begitupun orang yang bertamu di daerah sini. Kalau beruntung sandal itu bisa kami temukan di sekitar sini, jika tidak ya kami tidak tahu sandal itu dia bawa entah kemana......"

Tuan rumah segera mengerahkan anggota keluarga melacak keberadaan sandal itu. Alhamdulillah ternyata ditinggal oleh si penggemar sandal kulit di kebun belakang pemilik anjing.
Tetapi..... waduh....itu sandal dah kena najis dong. Anjing kok ya aneh begitu mbok ya suka steak kambing gitu mending dari pada ngerepoting orang dengan melarikan sandal kulitnya.....