Dahulu ada petani yang bernama Pak Welas, dia
sangat kewalahan menggarap sawahnya yang tidak ada air sama sekali. Pak Welas juga memelihara kerbau, dia juga merasa sedih karena tidak bisa memberi makan. Karena dedaunan dikebunnya sudah mengering karena kekurangan air . Pak welas juga tidak bisa memandikan kerbaunya .
Pak Welas mempunyai anak sulung yang bernama
Marni. Tiba-tiba Marni menangis karena tidak punya air untuk mencuci bajunya,
dia hanya punya air satu genthong, itu saja untuk memasak sehari-hari.
Suatu kali pak Welas sedang menunggu kiriman makan dari anaknya. Ketika terlihat Marni datang dengan membawa rantang
yang penuh makanan hatinya sangat senang. Sebaliknya Marni terlihat berwajah muram karena dia sudah kehabisan air. Sambil menunggui pak Welas makan, Marni menangis tersedu-sedu sehingga air matanya mengalir bercucuran. Ada sesuatu yang sangat menakjubkan. Ternyata air mata Marni mengalir begitu derasnya kesawah dan menjadi kali yang besar. Hati
Pak Welas dan Marni sangat senang penuh syukur karena keajaiban itu.
Kemudian Pak Welas memandikan kerbaunya di
kali. Marnipun amat senang karena bisa mencuci bajunya yang menumpuk.
Selanjutnya warga berdatangan untuk mengambil air yang ada di kali itu. Warga berharap air itu tidak habis. Untuk mewujudkan rasa syukurnya, warga berniat membawa kerbaunya ke kali untuk dimandikan
bersama-sama. Warga sangat setuju dengan rencana tersebut.
Setelah hari yang ditentukan tiba, warga
membawa kerbaunya untuk dimandikan ke kali. Tetapi tiba-tiba ada hujan dan
petir. Petir mengenai kerbau-kerbau milik warga sehingga berubah menjadi batu, dan terendam di dalam kali itu. Lalu warga memberi
nama “Kalikebo”. “Kali” artinya Sungai dan “Kebo” artinya Kerbau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar