Kamis, 14 Mei 2009

Pemilu Oh…Pemilu…(9 April 2009)

Bagaimana Seharusnya Kita Memahami Sebuah Kemenangan

Berita pasca pemilu semakin marak oleh munculnya berbagai kasus dari para caleg yang gagal terpilih. Diantaranya ada beberapa yang meninggal karena serangan jantung, ada pula yang stroke dan masuk rumah sakit. Ada beberapa yang depresi berat sehingga mereka harus menjalani terapi kejiwaan.

Kenapa hal itu terjadi?
Jelas semua itu bersumber dari kekecewaan yang teramat besar . Karena apa, karena dari hasil pengamatan, kebanyakan mereka telah menghabiskan beratus-ratus juta, bahkan habis-habisan dengan seluruh asset yang dimilikinya.

Ada pula yang mempermalukan diri dengan mengambil kembali semua karpet yang semula sudah diwakafkan di beberapa masjid. Sementara yang lain meminta kembali buku tabungan yang semula sudah diberikan pada banyak warga. Itu menunjukkan bahwa apa yang semula dia lakukan bukan dilandasi oleh hati yang ikhlas.

Sementara caleg yang lain menganiaya warga yang dianggapnya berkhianat, karena sudah menerima pemberiannya tapi tidak pula memilihnya. Di wilayah lain caleg mengusir warga yang sudah bertahun-tahun tinggal di tanah miliknya. Rasa persaudaran dan keikhlasan untuk membantu sesama, yang sudah bertahun-tahun terbina sirna seiring dengan gagalnya sebagai anggota legislatif.

Ada pula yang berbuat konyol dengan mendatangi KPU setempat dan berusaha meminta tambahan suara pada KPU, apa tidak janggal kelakuan seperti itu? Seperti orang awam yang tidak tahu peraturan dan perundangan. Atau memang ada sebagian mereka yang memang kapasitas pendidikan dan pengetahuannnya tergolong minim ya ?

Ada yang berkasus dengan pihak hotel, menolak tagihan hotel yang kemaren hari digunakan untuk kampanye. Caleg yang lain menolak tagihan dari percetakan yang telah banyak mencetak atribut kampanye. Tidakkah hal itu menunjukkan kapasitas moral yang kurang matang. Dan tentu saja kejadian tersebut tidak mencerminkan sosok yang kelak akan jadi panutan, yang akan mewakili suara rakyat.

Yang paling parah adalah yang mengakiri hidupnya dengan gantung diri. Sungguh ironis. Akhidah merekapun tergadai dan hilang terlepas hanya karena gagal menjadi anggota legislative.
Mengapa fenomena tersebut bisa terjadi?

Menurut fitrahnya, manusia pasti menginginkan kemenangan. Yang kuat iman maka mereka akan berusaha meraih kemenangan dengan usaha yang halal dan diridhoi.
Sementara mereka yang tidak kuat iman, cenderung menempuh cara-cara yang menyimpang dari ketentuan agama.

Misal dalam proses pemilu tahun ini, yang tampak begitu marak. Tidak saja oleh banyaknya partai tapi juga oleh berbagai cara yang diprogramkan oleh tiap caleg agar memperoleh suara yang banyak. Dari memberi janji untuk memberikan pekerjaan, memberikan modal, janji membuatkan sarana sekolah, sarana ibadah dan banyak janji maupun pemberian yang kesemuanya bernilai suap.

Intinya mereka menghalalkan segala cara. Sementara dari segi non fisik mereka pergi ke paranormal, ataupun ahli spiritual guna memperoleh berkah ataupun jimat untuk kesuksesan. Tidakkah mereka tahu betapa besarnya dosa orang yang melakukan syirik.
Belum dengan taktik kuno, membuat gossip , berita yang tidak nyata yang bisa menjurus ke arah fitnah.
Tanpa mereka sadari , sesungguhnya mereka telah kalah sebelum bertanding. Karena mereka melakukan cara-cara yang tidak positif dan tidak jujur .

Kekalahan yang pertama adalah kekalahan melawan syetan yang bersemayam dalam hatinya. Adakah diantara mereka yang tidak terkalahkan oleh syetan? Tentu ada. Yaitu mereka yang melakukan segalanya dengan ikhlas. Karena rasa ikhlas ini menutup peluang bagi syetan untuk mengalahkan kita.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang lebih baik dari setan. Jadi sesungguhnya masing-masing kita memiliki power untuk menang dari syetan.
Bagaimana orang yang ikhlas di era pemilu ini?

Adapun Imam Hambali mendefinisikan kemenangan adalah sebagai berikut:
-Tetap adanya kebenaran dalam hati kita, maka yang menang adalah yang berhasil menanamkan kebenaran dalam hatinya. Yang lebih utama adalah kemenangan di sisi Allah.

Sementara kalah didefinisikan sebagai berikut :
-Keadaan tercerabutnya kebenaran dalam hati kita.
-Tercerabutnya amanah atau kepercayaan dalam hati
-Tercerabutnya kejujuran dalam hati.

Dalam keadaan panik, ataupun terobsesi untuk menang, maka seseorang yang tidak kuat iman akan mudah melakukan tindakan yang terlarang oleh agama, mudah tergoda untuk keluar dari jalur kebenaran.. Bisa pula mereka mencari-cara yang tidak positif.

Menang didefinisikan pula sebagai :
- Tetap bisa menampilkan keikhlasan dalam beramal, karena orientasinya hanya Allah semata. Ibarat petani yang menanam padi , tapi besar kemungkinan akan tumbuh pula tanaman lain ataupun hewan lain yang turut berkembang biak di sawahnya. Hal itu diibaratkan sebagai buah ikhlas.

Kadar pertolongan Allah tergantung ataupun setara dengan kadar keikhlasan seseorang.Semakin sempurna nilai ikhlasnya semakin sempurna pula pertolongan yang Allah berikan. Jika keikhlasan kurang maka pertolongan Allah pun kurang sempurna.

- Menang berarti selalu beramal sholeh
- Menang juga berarti mampu menjaga ukhuwah, dan mengedepankan
K H U S N U D H O N
.

Sabtu, 09 Mei 2009

Panen Benih Gelombang Cinta


Wave of Love alias Gelombang Cinta, karena pinggir daunnya yang memang berlekuk-lekuk menggelombang indah. Setelah empat tahun mengikuti pertumbuhannya, dari diameter daun 10 cm sampai sekarang 1 meter. Akhirnya kusaksikan tongkol bunganya yang membesar dan semakin besar, kurang lebih diameter 3,5 cm panjang 15 cm.
Hampir 6 bulan tongkol itu bertengger diantara daunnya yang kian melebar. Sampai akhirnya bakal bijinya kian memerah. Suatu pagi kulihat biji merah menyala itu sudah bermunculan dari tongkolnya.
Wuaduh….Subhanallah….Allah Akbar…..indah banget. Bagi yang sudah pernah melihat pasti nggak ada istimewanya lagi. Tapi bagiku, yang baru sekali ini melihat,..wah. top markotop deh. Akhirnya aku panen butir-butir buahnya. Ada sekitar 210 buah, tiap buah rata-rata berisi 2 biji.
Sekarang harga biji maupun tanaman bunganya tak mahal lagi sih…tapi tetap bisa jadi amal jariyah lho….