Senin, 22 Februari 2016

Kita Dalam Perjalanan

Kemaren seorang teman kehilangan putranya, karena kecelakaan
Sesungguhnya bukan kehilangan
Tetapi amanah yang pernah di titipkan 
Diambil kembali oleh Yang Maha Memiliki
Ada guratan kesedihan ,
Namun tampak gambaran keimanan diwajahnya
Setelah 29 tahun dia merasakan nikmatNya,
Seorang putra yang shaleh, yang  cukup berprestasi,
Yang memberinya dua orang cucu.
Ternyata takdir menghendaki untuk lebih dulu menghadapNya.
Mendahului dirinya yang merasa sudah tua pun lemah raga.
Tapi itulah usia tidak ada urutan yang pasti
Apakah yang sakit atau yang sehat,
Ataukah yang tua maupun yang muda. 
Bahkan anak imut pun tak lepas dari aturanNya
Kita semua dalam perjalanan , 
Ke tempat dimana hanya ruang kecil sempit gelap 
Yang akan menjadi tempat istirahat kita, 
Pun hanya lembaran kain putih yang menyertai. 
Semua kita tinggal tiada yang mau ikut menemani.  
Tidak boleh memintanya tetapi harus mempersiapkannya
Tiada lagi cantik tiada lagi ganteng tak pula ada trendi
Tiada lagi pangkat pun gelar yang berjajar
Tiada lagi berderet kebutuhan yang harus dibeli
Perjalanan kita tidak perlu koper besar. 
Kalau kita di tempat yang baik 
Maka semua sudah tersedia lebih dari yang kita kira
Tetapi kalau kita di tempat yang nista,
Maka  bekal aneka rupa dalam koper..
Sebesar gerbong keretapun tak akan ada guna
Kita dalam perjalanan...
Disela-sela canda ria kita perlu ingat perjalanan ini
Supaya kita lebih rendah hati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar