Selasa, 02 Februari 2016

Belajar merangkai kata


20 Kata : GARIS-PUKUL-19.45 WIB-ISI-AIR-DAHSYAT-SUNYI-PECAH-RUNTUH-ANGIN-MANUSIA-LANGIT-TERIAK-KERING-PALESTINA-SURIAH-HUJAN-GETIR-PENGUASA-KEADILAN


Tepat PUKUL 19.45 WIB kereta Sri Tanjung jurusan Surabaya tiba di setasiun Klaten. Gerbong satu telah terISI penuh oleh penumpang. Aku bergegas meraih koper kecil dan ransel merah. Ransel kusandang di punggung. Sementara tangan kananku menenteng tas plastik kecil oleh-oleh untuk Aisyah. Ponakanku yang masih duduk di bangku Taman kanak-kanak. Peluit nyaring kudengar tanda kereta api siap diberangkatkan.

Suara mesin kereta MEMECAH KESUNYIAN malam. Kereta melaju cepat menyusuri rel yang sudah kian renta. Aku merapikan barang bawaan di locker. Lega rasanya setelah beberapa saat tadi gelisah karena kereta terlambat datang, hampir 30 menit. Kulihat beberapa penumpang juga sibuk menata barangnya di locker. Akupun bersegera merapikan barang bawaan. Setelah beres semuanya, segera kuhemaskan badan di kursi kereta yang lumayan empuk.

Sekonyong-konyong aku berdiri dan meraih ransel merahku. Kukeluarkan sebuah notebook kecil warna merah dengan motif GARIS-GARIS hijau dan kuning.  Wah ngejreng banget. Begitulah aku salah satu penggemar warna-warna. Jarang sekali kupilih warna hitam, abu-abu ataupun putih, untuk sesuatu di sekelilingku. Kemanapun benda canggih ini selalu menemaniku.

Sekarang ini kereta api terasa cukup nyaman. Karena tak terlihat lagi MANUSIA yang berdesak-desakan memperebutkan tempat duduk. Sekarang semua penumpang bisa duduk di kursi masing-masing sesuai nomor tiket. Tiket pun sudah bisa dipesan jauh-jauh hari. Tak ada lagi yang berdiri karena tak kebagian kursi. Tempat dudukpun cukup luas hingga aku merasa nyaman dan senang karena berkesempatan menuangkan ide yang baru saja muncul. Takut keburu hilang diterpa kencangnya ANGIN malam yang berhembus dari sela-sela jendela kereta api.

Tampak petugas restorasi kereta berkeliling menawarkan nasi goreng serta aneka minuman. Ada jus jambu, jeruk panas, teh panas serta kopi susu. AIR mineral berozon pun ada. Tergoda juga nih. Baru kusadari kalau tenggorokannku begitu KERING belum sempat minum sejak keberangkatanku ke setasiun. Aku pilih jeruk panas serta nasi goreng spesial. Kupesan pula satu bantal untuk alas laptopku. Jari-jemari ini kembali menari-nari merangkai huruf demi huruf. 

Kali ini aku terinspirasi oleh kisah perjuangan seorang teman yang aktif menggalang dana untuk PALESTINA maupun SURIAH. Kesegala penjuru kota dia TERIAKKAN bagaimana sodara-sodara kita di sana ditindas habis-habisan oleh Israel dan sekutunya. Dia tak pernah jemu mengabarkan kekejaman PENGUASA yang berlaku sewenang-wenang memporak-porandakan negeri mereka.

Pahit GETIR mereka rasakan setiap hari, setiap menit, bahkan setiap detik. Sepanjang waktu. Sehari, seminggu, sebulan bahkan bertahun-tahun.  Kalau kita sudah cukup panik dengan HUJAN AIR maka mereka sudah terbiasa dengan HUJAN bom dan mesiu. Setiap hari LANGIT mereka senantiasa dihiasi oleh asap letusan bom dan mesiu. Musik mereka adalah dentuman dan ledakan bom dan ranjau. Juga suara pesawat yang dengan angkuhnya memberondongkan mortir kearah semua warga.

Di mana-mana ditemukan RERUNTUHAN bangunan, sebagai bukti kekejaman Israel pada sodara-sodara kita. Tetapi keagungan Allah senantiasa muncul disetiap tempat dan setiap saat. Begitu banyak kaum kita yang terbunuh maupun terluka. Tetapi keyakinan dan semangat mereka tak pernah padam. KEADILAN harus ditegakkan. DAHSYATNYA tekanan batin tak mengurangi semangat mereka untuk terus berjuang.

Tiba-tiba konsentrasiku pecah karena percakapan penumpang di belakangku. Suara yang berat dan mantap itu mengecam keras tragedi yang baru saja terjadi di PARIS. Bagaimana peluru diberondongkan kearah khalayak. Yang akhirnya memakan ratusan korban. Mata dunia kembali tertuju kearah sosok yang masih terselubung kebenaran sikap pun misinya.  T e r o r i s.....siapakah diakau sebenarnya.Tugas dari Ust Umar Farouq 19/11/15


Tidak ada komentar:

Posting Komentar