Pilihan judul ini cukup diplomatis. Jatuh yang ku maksud mengandung berbagai makna dari kisah yang hendak ku tuliskan.
Berawal dari posisi bu Katimun yang siap siaga di toko. Tiap kali suasana toko memang mengundang banyak sekali kisah. Bagaikan cerpen hidup. Pun siang ini. Seorang anak remaja kelas enam es de tampak menyandarkan sepedanya di depan toko. Bu Kati cukup mengenalnya sebagai pelanggan. Karena memang dia sering belanja. Diapum tahu dua sodara lki-lakinya. Satu kakak satunya adek . Sayang Bu Katimun ki nggak melengkapi data diri dengan nama pun alamat rumahnya. Perumahan sebelah sih. deket tapi pasnya belum tahu.
Berawal dari posisi bu Katimun yang siap siaga di toko. Tiap kali suasana toko memang mengundang banyak sekali kisah. Bagaikan cerpen hidup. Pun siang ini. Seorang anak remaja kelas enam es de tampak menyandarkan sepedanya di depan toko. Bu Kati cukup mengenalnya sebagai pelanggan. Karena memang dia sering belanja. Diapum tahu dua sodara lki-lakinya. Satu kakak satunya adek . Sayang Bu Katimun ki nggak melengkapi data diri dengan nama pun alamat rumahnya. Perumahan sebelah sih. deket tapi pasnya belum tahu.
Si eneng beli beras satu kilogram dan satu bungkus sagu mutiara. Cuma habis 10 ribu. pas uangnya tidak kurang dan tidak ada kembalian. Barang dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam. Belum berlaku platik harus bayar...tak berapa lama berselang si eneng masuk di toko dengan tergopoh-gopoh. Ternyata kantong plastik yang di gantungkan di setang sepeda jebol dan seplastik beras jatuh di jalan aspal.
Ternyata si eneng sebisa mungkin mengumpulkan beras itu dan menampungnya di lembar gaunnya.Untuk sementara ujung gaunnya dia jadikan kantung penampung beras yang berserak di jalan.
Terlihat wajah cemas nya.. diiring air mata yang berderai.. Nanti saya dimarahin mama bu... ya Allah tersirat sebegitu gelisah dan khawatirnya dia..Sepertinya dia membayangkan sesuatu yang begitu dahsyat yang akan menimpanya. Yang menjadi fikirku... seberapa keras sih kemarahan ibundanya sehingga si eneng takut sekali dengan kemarahan ibndanya.
taksampai hati bu Katimun melihat tangis dan ketakutannya, maka segera saja dia ambil sebungkus beras yang sama dan dia berikan pada si gadis kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar