Minggu, 19 Juli 2009

Aku Namakan Dia "Mak Cuci"

Pertama kali aku melihatnya lalu-lalang di depan toko. Seperti seterika deh. Paling tidak empat kali sehari dia tampak bolak-balik. Ngalor....Ngidul....Ngalor...Ngidul.. Aku berkesan dengan atribut yang selalu dia bawa. Ember kecil dengan baju basah, yang telah dicucinya di got sawah samping rumah.

Aku jadi lebih mengenalnya ketika suatu saat dia singgah di tokoku.
"Heh...minta shampok..."begitu kata yang pertama kali aku dengar. Dengan ekspresi wajah yang senyum-senyum malu, membuatku tak mampu untuk menolak. Kasihan... satu shampo saset sudah ditangannya. Aku beri dia yang paling murah dan jarang laku,tapi enggak kadaluwarso lah yaw...he..he aku pikir dia ndak perlu-perlu amat dengan shampo itu.

Jika kuperhatikan, wajahnya lumayan manis lho. Kira-kira usia 30 sampai 35 tahun, dia bicara dengan bahasa Indonesia yang rada-rada medok jawa barat. Kulitnya sedikit gelap karena sinar matahari. Tampak dekil. tapi ndak dekil-dekil amat. Yang pasti dia tidak menyebarkan aroma badan yang menyengat kayak seorang tunawisma yang sering singgah di rumah kakakku...bisa langsung pusing dan mabuklah tiap orang yang di dekatnya.

Jelas saja Mak Cuci nggak bau, lha wong dia rajin mandi di got sebelah, dan shampoonya bisa tiga kali seminggu. Tapi aku heran, rambutnya yang sebagian sudah memutih itu... kok ya masih tampak kaku, "NJEGRAK" mirip Tina Turner deh. Itulah kenapa orang yang melihatnya langsung menyebut dia orang gila.
. Karena rambutnya terlihat tidak terurus seperti kebanyakan mereka yang disebut gila dan berkeliaran di jalan. Itulah dunia, isinya sangat beraneka warna. Bersyukurlah kita yang diberi rahmat akal sehat dan penghidupan yang layak.

Lain waktu Mak Cuci datang ke tokoku. " Heh....minta sabun colek ..." begitulah dia memanggilku ataupun Budhe yang menemaniku di toko. Pernah aku tegur supaya panggil kami Bu apa Mbak gitu..biar enak didengernya. Tapi ya dasar Mak Cuci..ya cuma senyum-senyum wae. Dan keesokan hari ya masih saja kudengar..Heh...Heh...Heh...Dia senang sekali waktu aku beri sabun cuci yang harga Rp 500.

Begitulah dia. Hobi cuci baju dan cuci rambut...kemana-mana bawa ember isi baju cucian..makanya aku namakan dia "Mak Cuci".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar