Senin, 25 Mei 2015

Modus sales aneka permen

Salah satu masalah yang dihadapi pemilik toko adalah sales. Ada kalanya sales cukup baik dan tidak aneh- aneh. Tetapi ada kalanya berbagai gaya dan cara dilakukan untuk melancarkan target penjualannya. Yang terakhir ditemui bu Katimun adalah trik si mas sales permen. Saat datang sudah dengan penampilan lain ..bawa mobil.. hehe standar sales  menengah dengan harga lebih miring dan bisa menawarkan konsinyasi emang dengan rata-rata dg mobil kanvas. Kalo kelas kecil cukup rombong atau tossa.
Mas sales langsung beraksi dengan menawarkan program beli paket plus kompensasi penyewaaan rak untuk stand pajangan. Sebulan dua ratus ribu untuk kontrak 6 bulan. Cukup menarik. Ada yang lebih menarik..dengan pembelanjaan aneka minuman bisa ikut program sewa rak 500 rb per bulan selama 6 bulan....wah semakin menarik.. Tawaran ketiga kontrak satu juta sebulan selama 6 bulan..wah hebat banget... top markotop.

Belum tawaran program konsinyasi aneka minuman yang rata-rata tiap toko cukup cepat laku... jadi kalo ada yang menawarkan konsinyasi  wah asyik anget... tertarik juga..ehe.. boleh coba deh Anggaran belanja berapa mas.... selidik dulu lah... lha di bilang tidak paketan bu terserah... Wah ini diluar kebiasaan... biasanya mereka tiap  distributor punya target belanja sekian banyak gitu...

Ok deh.. coba lihat sampel barangnya apa aja mas...katanya tadi cukup dengan belanja 12 item dah mo dikasih program kontrak rak pajangan.
Si mas sales keluarkan barang barangnya wira wiri ada duapuluh macam permen bertoples toples. Rata-rata tiap toples isi 200 biji. Kutanya satu satu lha kok harganya selangit bedanya... ada permen yang biasa jual cuma 500  jadi 1000, yang harga seribu jadi 2000 bahkan seribu jadi 3000....haduh mulai nih alur ndak beresnya...

Ini pula rupanya yang  beberapa tahun lalu pernah kasih order belanja  di toko Iwwara, belanja permen sampai 600 ribu bayar cash, dengan imbalan panci mask sayur yang ditaksir harga 20000.. Sementara kalo ditotal bener dengan harga wajar paling cuma 400 ribu...
Mas sales membidik permen  barang yang harga jualnya kecil,jumlah beli banyak dan merek permen yang tidak begitu familiar.. sehingga kosumen terkecoh dengan harga yang sebenarnya melambung..

Ya wes akhirnya bu Katimun cuma beli dua toples lha itupun sudah sodaqoh pada mas sales soale langganan biasane lebih murah banyak... ya  alhamdulillah nggak kehilangan yang lebih banyak lagi. Andai jadi belanja banyak kemungkinan besar si mas ndak balek lagi seperti janjinya buat kasih program sewa. rak promo. he he... Kejujuran membawa pada kebaikan dan barokah.. kenapa ndak kau pegang prinsip yang itu to mas sales...

Rabu, 06 Mei 2015

Merancang minimarket tanpa waralaba

Bila kita amati minimarket dengan waralaba cukup menjamur dilingkungan kita,  sebut saja ditiap sudut jalan bisa kita temukan keberadaannya. Tentu ada banyak pertimbangan jika akhirnya seseorang menentukan pilihan untuk membuka minimarket waralaba. Pengen segera eksis, tahu beres, profit mengalir deras. Tapi tentu saja ada konsekuensi yang harus dipenuhi sesuai peraturannya,  besar modal yang harus disiapkan, bisa juga pada ketentuan tata tertib manajemen usahanya....
Ada pilihan lain yaitu mendirikan minimarket yang non waralaba. 
Perhitungan bisa menghemat lebih banyak biaya .
dan yang pasti nama minimarket sesuai dengan keinginan kita dan pengaturan harga pun jenis barang yang dijualpun sesuai dengan ide kita.

Apa saja langkah yang harus diambil untuk memulai sebuah usaha minimarket...?
Pemilihan lokasi
Persiapan tempat dan bangunan
persiapan peralatan
Persiapan tenaga kerja
Persiapan manajemen
Persiapan barang tunggu dulu info selanjutnya..