Minggu, 06 Desember 2015

Kaca mata di atas Al Qur'an Umi Saleha

Udara malam masih menyisakan dingin dan basahnya curahan hujan. Beberapa genangan air masih tampak di sana sini.  Semua itu tak menyurutkan langkah bu Katimun menuju masjid. Jalan setapak yang dilalui terkadang membuat angan melayang. Andai ada truk nyasar ngantuk dan menerjang. Naudzubillahi mindzalik.  Memang jalan tiada seberapa lebar, apalagi malam gelap. Terkadang mengaburkan tiap sosok yang sedang berjalan dipinggir. Pernah jadi kenyataan,  pak Yan diseruduk motor saat berjalan menjelang sholat magrib. Patah tangan dan kaki hingga perlu beberapa saat dirawat di rumah sakit. dan perlu waktu lebih lama lagi untuk pemulihannya.Tampak beberapa bunda sudah duduk berjajar. Menanti imam memimpin sholat isyak sambil melafatkan dzikir yang meleburkan hati pada sang Khalik..

Ternyata kalau dihitung dengan menit tak seberapa waktu kita untuk ibadah dibanding waktu tidur..bener nggak ya,, coba hitung deh. Selesai sholat bergegas jamaah bergotong royong menata ruangan menjadi ajang tolabul ilmu. Tikar digelar di seputar dinding. meja2 lipas ditata, Al Qur'an di sediakan di tiap meja. Mic dan sound pun sudah di cak cek..jamaah pun berdatangan dan tet jam 19.45. acara di mulai.

Alhamdulillah pelan tapi pasti, sedikit tapi berisi. Program menghidupkan malam dengan pengajian pun telah berjalan dan muncul di beberapa masjid sekitar di hari yang berlainan.

Salah satu penduduk surga adalah yang rajin mendatangi majlis ilmu. Di kisahkan.... surga diciptakan Allah  seluas langit dan bumi. tetapi kenyataannya di sana cuma sedikit umat yang menjadi penghuni nya.. selodan longgar deh..Padahal andai seluruh penduduk bumi di masukkan pun seluruh penduduk langit juga dimasukkan maka surga pun cukup untuk semuanya. Tetapi ternyata surga suelo bingit.. karena memang jalan ke surga mendaki sementara jalan ke neraka itu turun meluncur..

Mengapa hamba yang rajin mendatangi majlis ilmu temasuk calon2 penduduk surga... kaena kenyataannya untuk mendatangi majlis ilmu itu juga perlu perjuangan yang besar. kerepotan dunia yang seabreg itu bisa menjadi penghalang kaki kita melangkah ke majlis ilmu. tingginya hatipun juga mudah sekali membuat hamba Allah berat hati menuju majlis ilmu. Sementara saat hamba sudah jatuh hati dengan majlis ilmu maka insyaaAllah itu akan membuahkan tingkat iman dan taqwa yang lebih dari sebelumnnya. Allah akan menaikkan seseorang yang berilmu itu dengan satu tingkatan.

Kalau ada yang merasa sudah cukup sakti dan kaffah dengan segala ilmu allah, maka itulah dia yang ada kemungkinan besar menjadi penghuni neraka. kesombongan itu akan menutup setiap peluang hidayah. akan menutup peluang untuk menjadi lebih baik dalam beramal dan beriman...

Ada sebuah pemandangan yang mengusik hatiku.  di depanku sosok bunda yang cukup tegar dan rajin mendatangi majlis. semangatnya  tak terpatahkan oleh pandangan  yang sudah kabur. tampak bertengger diatas Al Qur 'an yang sudah dibentangkan. sebuah kaca mata plus yang salah satu tangkai kacamtannya sudah patah putus tidak tak ada lagi. ternyata itu tak mengurangi fugsiny