Selasa, 25 Mei 2010

Membangun Kesholehan Yang Utuh

Sebuah doa Umar Bin Khatab ra ," Ya Allah aku berlindung dari kedurjanaan orang yang durjana dan dari kelemahan orang-orang yang sholeh."
Begitulah beliau Umar mengharap agar kesholehannya tetap utuh tidak terganggu oleh bermacam gangguan.

Dalam sebuah Hadist dikisahkan tentang Fudail bin Iyath. Dia adalah mantan preman, berkat hidayah Nya dia sadar dan menjadi seorang ahli ibadah di masjid. Dulu dia bergelimang harta rampokan, sekarang dia mencukupkan diri dengan mengulum air wudlu. tiap malam dia beribadah dan berdoa sampai berlinang air mata, sehingga keesokan harinya pipinya tembem karena tangisnya semalam.

Sekitar tahun 100 H seorang seorang sastrawan tersohor menulis sebuah syair untuk Fudail.

Wahai abid al Haramain
Seandainya engkau memperhatikan kami
Engkau pasti akan tahu
Bahwa engkau hanya bermain-main dalam beribadah
Kalu pipimu basah oleh air mata,
maka pipi kami basah oleh darah
Jika kudamu lelah karena mengantarmu ke masjid
maka kuda kami lelah karena perang jihad
Kalaulah badanmu berbau harumnya parfum,
maka badan kami beraroma pasir dan debu

Ternyata syair tersebut mampu mengguhah hati Fudail. Dia menjadi lebih aktif dalam beribadah, tidak hanya rajin di masjid tetapi juga berpanas-panas untuk jihad.

Ada beberapa hal yang bisa kita kerjakan agar kesholehan kita tetap terjaga.
QS Al Baqoroh : 63.

  1. Berpegang teguh pada apa yang telah di tunjukkan Allah
  2. Tidak mudah berpuas dengan kesholehan diri. Banyak berusaha untuk mensolehkan orang lain dalam rangka mempersoleh diri. misal kita dalam satu bus, kita mau berhenti sholat sementara yang lain tidak, hayo piye....
  3. Berhati-hati jika kesholehan kita malah menjauhkan diri dari umat
  4. Hati-hati jika kesholehan kita malah membuat gerak kita terbatas dan cenderung pasif
  5. berhati-hati jika kesolehan kita membuat kita terlalu toleran pada segala sesuatu

Jumat, 14 Mei 2010

Ingatan Yang Menakjubkan

Siapa umat Islam yang tak mengenal nama Imam Bukhari? dia adalah seorang peneliti, penelusur riwayat dan pengumpul hadist, yang sangat terkemuka. Hadist-hadist hasil penelusuran Bukhari diakui merupakan hadist yang paling terjaga kebenaran dan ketepatannya.

Nama aslinya adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim. Lahir tahun 194 H dan besar di kota Bukara, yang kini berada di wilayah Uzbekistan, Asia Tengah.

Setelah jadi penghafal Al-qu'ran, ia mempelajari hadist secara mendalam, terkadang ia menempuh kota demi kota dan negara demi negara untuk mendatangi murid , sahabat Rasullallah saw yang masih hidup atau tabi'tabiin atau ulama yang mengetahui sebuah hadist untuk ditelusuri dan dipelajari riwayat penyampaiannya, isinya, latar belakang munculnya sebuah hadist maupun hubungan satu hadist dengan hadist lainnya.

Kesalihan dan kesungguhan Bukhari dalam mempelajari agama mendapat keberkahan dari Allah berupa daya ingatnya yang luar biasa tajam. tak heran dalam usia awal dua puluhan saja sudah ribuan hadist yang dipelajarinya dari berbagai guru di berbagai negara dan mampu dihafalnya.

Suatu saat Bukhari di kota Baghdad Irak dan bermaksud menetap selama beberapa waktu untuk menelusuri hadist. Beberapa ulama setempat penasaran dengan nama besar Bukhari sebagai penghafal sekaligus memahami hadist. Mereka membuat rencana menguji daya ingatnya dengan mengajukan 100 hadist yang sudah diputar balik susunan isi maupun perawinya. Setiap ditanyakan tentang kebenaran hadist itu satuper satu, Bukhari selalu menjawab tidak tahu. Sehingga orang-orang yang berkumpul disitu menjadi kecewa krn Bukhari tidak tampil seperti yang di harapkannya.

Namun ketika sampai hadist ke 100 Bukhari mengatakan bahwa hadist2 yang tadi telah disebutkan banyak kesalahan susunan maupun perawinya. Kemudian Bukhari menyebutkan hadist dan juga menyebutkan perawinya dengan benar sampai dengan hadist yang ke 100.

Dan memang itulah Bukhari ahli hadist yang buku kumpulan hadistnya berisi sekitar 6000 hadist shahih menjadi rujukan umat Islam hingga saat ini.
Berapa sesungguhnya hadist yang mampu dihafal Bukhari ? Tentu hanya Allah swt saja yang tahu berapa tepatnya.
Namun Bukhari sendiri ketika ditanya pernah berkata, “ Aku hafal sekitar 100 ribu hadist shahih dan sekitar 200 ribu hadist yang tidak shahih, dan semua hadist yang kutulis telah aku telusuri isi, susunan, latar belakang dan perawinya. (UMI No 11, Ed Maret 2008).