Kamis, 28 Januari 2010

C a e s a r atau n o r m a l ?

Perkembangan teknik persalinan dengan bedah caesar di masa kini memang telah mengalami kemajuan pesat, baik dari sisi teknik bedah yang lebih baik maupun proses bedah dan anestesi yang lebih aman.

Dari sisi estetis, teknik pembedahan tampil lebih baik. Sayatan operasi yang membujur dari bawah pusar ke arah tulang kemaluan, kini banyak digantikan dengan sayatan melintang di perut bawah, cukup tersembunyi dan bahkan bisa dibuat tak terlalu nampak oleh seorang ahli bedah plastik.

Kemajuan dibidang anestesi juga membuat pembiusan tidak lagi mesti dilakukan secara total, tapi cukup pada setengah bagian tubuh ibu, hingga sang ibu bisa langsung mendengar tangisan pertama si bayi segera setelah diangkat dari rahimnya.

Begitu pula soal jarak kehamilan. Bila dulu kira-kira sampai lima tahun pasca caesar, seorang ibu diminta untuk tidak hamil kembali, sekarang semakin berkurang, menjadi tiga , dua hingga kini, setahun pasca caesar pun ibu sudah boleh hamil lagi.

Kapan perlu caesar?

Secara umum, ada tiga faktor (3P) yang menjadi penentu dalam proses persalinan. Pertama, power, yaitu tenaga mengejan atau kontraksi otot dinding perut dan dinding rahim ibu. Kedua, passage atau keadaan jalan lahir. Ketiga, passenger, yaitu kondisi janin yang akan dilahirkan.

Awalnya indikasi operasi caesar hanya dilakukan bila ada kelainan pada jalan lahir (passage) saja. Namun sekarang dua faktor lain ikut dipertimbangkan demi kemashlahatan ibu dan bayi secara lebih baik.

Kelainan power yang memerlukan tindakan caesar misalnya terjadi pada ibu berpenyakit jantung, daya mengejan lemah atau yang memiliki penyakit kronis lain yang diperkirakan membahayakan di saat melahirkan.

Sementara soal kelainan passengger bisa disebabkan ukuran bayi terlalu besar, kelainan letak lintang, anak tertekan terlalu lama pada pintu atas panggul, atau denyut janin kacau dan melemah (foetal distress syndrome).

Sementara itu, kelainan passage tidak cuma terbatas pada sempitnya panggul, tapi bisa juga lantaran diduga akan terjadi trauma persalinan serius pada jalan lahir, atau karena ada inveksi di jalan lahir yang diduga bisa menular ke anak, seperti ibu yang terinveksi HIV, herpes kelamin, kutil kelamin atau hepatitis.

Dilihat dari indikasinya ada dua dua tindakan bedah caesar.
Pertama, indikasi caesar yang mutlak, di mana bedah caesar menjadi wajib dilakukan untuk menyelamatkan bayi atau ibu atau kekduanya. Misalnya, tiba-tiba saja di dalam satu pemeriksaan diketahui keadaan janin berstatus gawat, padahal masa persalinan masih jauh, pembukaan belum lengkap, atau kepala belum di bawah.

Bisa juga terjadi sang ibulah yang diketahui mengalami kondisi gawat seperti ibu yang matanya minus tinggi di atas 8 atau ibu yang mengidap hipertensi sehingga dikawatirkan terjadi keracunan kehamilan (eklampsia), kasus sesak karena gagal jantung dan paru-paru atau pada kasus plasenta previa (ari-arimenutupi jalan lahir).

Kedua, indikasi bedah caesar yang relatif, misalnya pada kasus bayi sungsang. Dulu, saat bayi diketahui sungsang, kelahiran tetap diupayakan berlangsung normal. Memang bisa, tetapi sesungguhnya memiliki resiko lebih tinggi semisal ada kemungkinan kepala bayi tersangkut dan tidak bisa keluar lancar. Karena itulah dengan mempertimbangkan outcome bayi (kondisi saat dan setelah lahir), dokter pada masa sekarang lebih menyarankan caesar. (UMMI SPESIAL, Juni 2008).

Pengalamanku dicaesar
Waduh....ternyata aku banyak takutnya saat masuk ruang operasi, dengan lampu dan meja operasi yang biasanya cuma kulihat di film. belum lagi saat persiapan, bermacam tes dan cek kesehatan, tes darah, alergi, tensi, rekam jantung serta dipasangin kateternya itu lho , alat bantu pipis yang menurut perasaan, aku jadi kayak orang lanjut umur yang udah uzur kagak bisa kontrol pipis.
Di atas meja operasi, tiada hal yang dapat kubuat selain pasrah dan berdoa, semoga semuanya lancar. Tapi dag dig dug ku kagak juga hilang. Alhamdulillah operasiku berjalan lancar. Lega hatiku ketika sudah terdengar tangis bayiku dalam keadaan sehat tak kurang suatu apapun.

Lha yang bikin aku terheran-heran adalah keadaanku setelah melahirkan. Sampai hari ketiga pun masih kurasa sakit untuk menggerakkan tubuh untuk jalan, bangun dr tidur, untuk miringkan tubuh juga untuk duduk. Ya Allah...ihh gemes deh Padahal ketiga babyku dulu lahir normal tanpa secar. pagi lahir, sore mah aku dah jalan melenggang ke kamar mandi. udah bisa gendongin dia dan bisa gantiin popoknya. Tapi sekarang semua harus parus pelan dan latihan dulu. karena disekitar luka operasi terasa kulitku kaku berat dan ada nyeri2nya.
Alhamdulillah masih selalu terucap.... Hari ke tiga aku udah bisa duduk dan turun dari tempat tidur, dan hari keempat aku dah diijinkan pulang.

Hendaklah kita2 ibu2 pada banyak syukurnya lho ya, saat diberi kemudahan dan kesempatan melahirkan secara normal. Karena biasanya lebih mudah dan cepat sembuhnya. Itulah kehebatan Allah yang telah mendesain sarana dan proses melahirkan yang sedemikian hebat ...dan sempurna. Allahu Akbar......

Selasa, 26 Januari 2010

Kamar Bersalin

Ada beberapa ranjang yang kosong. sementara lima diantaranya tergolek para bunda dan calon bunda yang sedang berjuang melahirkan putra-putri terkasihnya. Setelah 9 bulan dalam buaian tiba saatnya untuk mereka menghirup udara mayapada.

Seorang bidan tampak sibuk membantu menenangkan seorang calon ibu yang tampak histeris dengan kesakitan yang menderanya. Tiap kata yang keluar sebagai ungkapan apa yang menjadi kebiasaan di tiap harinya. Ada pujian untuk NYA, ada istigfar namun ada pula yang sekedar kata tiada makna dan sekedar keluh kesah yang jauh dari sabar dan ikhlas.

Ada yang begitu khusuk dengan doa puja-pujinya sehingga rasa sakit nya seakan sirna oleh harapan dan pasrah akan kuasa dan pertolonganNYA. Sampai terdengar tangis pertama yang begitu menggembirakan hatinya. Alhamdulillah........Hilanglah sudah semua lara semula terasa di setiap sendi tubuhnya.

Semua wajah tersenyum ceria, hanya si kecil yang menangis. ....Sampai kiranya dilain kisah ketika seorang hamba tersenyum ceria menghadapNYA, sementara semua di sekelilingnya menangisi kepergiannya. Allahu akbar.......Allahu akbar.......Allahu akbar.