Kamis, 25 November 2010
Selasa, 16 November 2010
Jika Tara Bikin Nama
Secarik kertas regeletak di lantai kamarnya. tampak tulisan dengan pensil, sedikit kacau. huruf besar dan kecil, arah tulisan condong kanan condong kiri kayak rumput keinjak kaki kerbau. dan semakin terbelalak lah mata ini tatkala kubaca sederet huruf-hurufnya .
"...Nabil, ....Nabel, ....Nabol,.... Nabul, ....Nabal.... " Wow...masing masing lengkap dengan gambar sketsa sosok dengan jilbab maupun sosok putri gaya berbie....."Tara sini, mama mau tanya ..ini nama temenmu semua....? sapa sang mama sambil menyodorkan secarik kertas yang di temukannya di lantai kamar Tara.
Tara tampak tersenyum cerah, dengan sigap di raihnya kertas yang disodorkan sang mama.
"O...ini nama lima anak kembar mah...tapi sifatnya berbeda-beda ..." begitu penjelasan yang dia berikan padaku.
"O ya...kamu lagi ngarang cerita.... menarik sekali idenya...., coba kalau mama boleh tahu, sifat sifatnya gimana itu lima saudar kembar mu itu...? Mama menanyainya dengan takjub pada semangat Tara untuk bikin sebuah cerita.....
ide baru
disetiap gerbang sekolah kebanyakan terlihat kesibukan khas saat istirahat ataupun pulang sekolah. beberapa pedagang dengan perabotnya yang selalu diatenteng dengan sepeda motornya. ada beraneka jajanan yang kebanyakan anak-anak SD maupun smp amat mengemari. Ada siomay, bakso sunduk, cimol, es cincai, es lilin, es sirop . e blender, pempek sampai burger mini.penjual aneka mainan dari stiker sampai gangsing. Bahkan ikan hias kecil-kecil pun tak luput dari ide kreatif para pedagang tersebut. Pong-pongan juga ada ..ini mah sejak tahun 78 waktu bu katimun sd pun dah ada.......
Beberapa sekolah melarang adanya pedagang yang mangkal di depan gerbang. dari ditempel tulisan di dinding p-agar sekolah sampai dengan ditegur.....tapi ya gimana .penginnya sekolah dan ortu anak-anak mah kagak usah jajan dengan masakan yang sering dirasa kurang sehat....karena bahan pemanis, bahan saus sampai dengan minyak yang sudah tak jernih lagi...tapi ya tetap tak bisa begitu . para pedagang tersebut masih gigih kembqli lagi mangkal di gerbang sekolah.
Akhiurnya guru kerjasama dengan ortu untuk tidak memberikan uang saku...tapi dianjurkan untuk membawakan bekal dari rumah. begitupun dengan Dedek. hari itu dia bawa bekal makanan serta buah pir. "BUahnya dimakan nanti siang Dek, biar segar nggak ngantuk..." tapi apa mau dikata ternyata siang ini Dedek ndak pengen makan buah itu. tapi dia amat pengen es cincaunya bang Mat.
"Bang buah pir ku ditukar es cincau ya......" katanya polos pede dan mantap....hehe diluar dugaan ternyata bang mat menyambut dengan antusias....ya ya ya...sini....
Eh ternya pak nya penjual siomay pun tertatik to....Wah mbok tadi pirnya ditukar siomay wae dek....aku yo pengen buah pir nya je.....
Akhiurnya guru kerjasama dengan ortu untuk tidak memberikan uang saku...tapi dianjurkan untuk membawakan bekal dari rumah. begitupun dengan Dedek. hari itu dia bawa bekal makanan serta buah pir. "BUahnya dimakan nanti siang Dek, biar segar nggak ngantuk..." tapi apa mau dikata ternyata siang ini Dedek ndak pengen makan buah itu. tapi dia amat pengen es cincaunya bang Mat.
"Bang buah pir ku ditukar es cincau ya......" katanya polos pede dan mantap....hehe diluar dugaan ternyata bang mat menyambut dengan antusias....ya ya ya...sini....
Eh ternya pak nya penjual siomay pun tertatik to....Wah mbok tadi pirnya ditukar siomay wae dek....aku yo pengen buah pir nya je.....
Langganan:
Postingan (Atom)