Begitulah beliau Umar mengharap agar kesholehannya tetap utuh tidak terganggu oleh bermacam gangguan.
Dalam sebuah Hadist dikisahkan tentang Fudail bin Iyath. Dia adalah mantan preman, berkat hidayah Nya dia sadar dan menjadi seorang ahli ibadah di masjid. Dulu dia bergelimang harta rampokan, sekarang dia mencukupkan diri dengan mengulum air wudlu. tiap malam dia beribadah dan berdoa sampai berlinang air mata, sehingga keesokan harinya pipinya tembem karena tangisnya semalam.
Sekitar tahun 100 H seorang seorang sastrawan tersohor menulis sebuah syair untuk Fudail.
Wahai abid al Haramain
Seandainya engkau memperhatikan kami
Engkau pasti akan tahu
Bahwa engkau hanya bermain-main dalam beribadah
Kalu pipimu basah oleh air mata,
maka pipi kami basah oleh darah
Jika kudamu lelah karena mengantarmu ke masjid
maka kuda kami lelah karena perang jihad
Kalaulah badanmu berbau harumnya parfum,
maka badan kami beraroma pasir dan debu
Ternyata syair tersebut mampu mengguhah hati Fudail. Dia menjadi lebih aktif dalam beribadah, tidak hanya rajin di masjid tetapi juga berpanas-panas untuk jihad.
Ada beberapa hal yang bisa kita kerjakan agar kesholehan kita tetap terjaga.
QS Al Baqoroh : 63.
- Berpegang teguh pada apa yang telah di tunjukkan Allah
- Tidak mudah berpuas dengan kesholehan diri. Banyak berusaha untuk mensolehkan orang lain dalam rangka mempersoleh diri. misal kita dalam satu bus, kita mau berhenti sholat sementara yang lain tidak, hayo piye....
- Berhati-hati jika kesholehan kita malah menjauhkan diri dari umat
- Hati-hati jika kesholehan kita malah membuat gerak kita terbatas dan cenderung pasif
- berhati-hati jika kesolehan kita membuat kita terlalu toleran pada segala sesuatu